Hakekat dan Kedudukan TAUHID

Sebagaimana Firman Alloh SWT yang artinya :


“Tidak  Aku  ciptakan  jin  dan  Manusia melainkan  hanya  untuk  beribadah  (1)  kepada-Ku.” 
(QS.  Adz –Dzariyat, 56 ).

 “Dan  sesungguhnya  Kami  telah  mengutus Rasul  pada  setiap  umat  (untuk  menyerukan)  “


Ibadah  ialah  penghambaan  diri  kepada  Allah  ta’ala  dengan mentaati segala perintah Nya dan menj auhi segala larangan-Nya,  sebagaimana  yang  telah  disampaikan  oleh Rasulullah  saw. Dan inilah  hakekat   agama  Islam,  karena  Islam  maknanya  ial ah penyerahan  diri  kepada  Allah  semata,  yang  disertai  dengan kepatuhan mutlak kepada Nya, dengan penuh rasa rendah diri dan cinta. Ibadah  berarti  juga  segala  perkat aan  dan  perbuatan,  baik  lahir maupun  batin,  yang  dicintai  dan  diridloi  oleh Allah. Dan  suatu amal  akan  diterima  oleh  Allah  sebagai   ibadah  apabila  diniati  ikhlas   karena  Allah  semata  ;  dan  mengikuti  tuntunan Rasulullah saw.

"Beribadalah  kepada  Allah  (  saja  )  dan  jauhilah thoghut” (1) (QS.  An – Nahl, 36 ). 

 “Dan  tuhanmu  telah  memerintahkan  supaya kamu  jangan  beribadah  kecuali hanya  kepada-Nya, dan  hendaklah  kamu  berbuat  baik  kepada  ibu bapakmu  dengan  sebaik-baiknya.  Jika  salah seorang diantara  keduanya  atau  kedua-duanya sampai  berumur  lanjut  dalam  pemeliharaanmu, maka  sekali-kali  janganlah  kamu  mengatakan kepada  keduanya  perkataan  “ah”  dan  janganlah kamu  membentak  mereka  dan  ucapkanlah  kepada mereka  perkataan  yang  mulia.  Dan  rendahkanlah dirimu  terhadap  mereka  berdua  dengan  penuh kesayangan,  dan  ucapkanlah  :  “Wahai  Tuhanku, kasihilah  mereka  keduanya  sebagaimana  mereka berdua  telah  mendidik  aku  waktu  kecil” (QS.  Al  –  Isra’, 23- 24).
 
Thoghut ialah : setiap yang di agungkan   - selain Allah – dengan disembah, ditaati, atau dipatuhi ; baik yang diagungkan itu berupa batu, manusia ataupun setan. Menjauhi thoghut berarti mengingkarinya, tidak menyembah dan memujanya, dalam bentuk dan cara apapun.


 “Katakanlah  (Muhammad)  marilah  kubacakan apa  yang  diharamkan  kepadamu  oleh  Tuhanmua, yaitu  “Janganlah  kamu  mempersekutukan  sesuatu dengan Dia,  berbuat  baiklah  terhadap  kedua  orang tuamu, dan  janganlah  kamu membunuh anak anak kamu karena takut kemiskinan. Kami akan memberi rizki kepadamu dan kepada mereka ; dan janganlah kamu  mendekati  perbuatan  perbuatan  yang  keji, baik  yang  nampak  diantaranya  maupun  yang tersembunyi,  dan  janganlah  kamu  membunuh  jiwa yang  diharamkan  Allah                  (membunuhnya  )  melainkan  dengan  sesuatu  (  sebab  )  yang  benar. Demikian  itu  yang  diperintahkan  oleh  Tuhanmu kepadamu  supaya  kamu  memahami  (  nya  ).  Dan janganlah  kamu  dekati  harta  anak  yatim,  kecuali  dengan  cara  yang  lebih  bermanfaat, hingga  sampai ia  dewasa.  Dan  sempurnakanlah  takaran  dan timbangan  dengan  adil.  Kami  tidak  memikulkan beban  kepada  seseorang  melainkan  sekedar kesanggupannya. Dan apabila  kamu  berkata, maka hendaklah  kamu  berlaku  adi l,  kendatipun  dia adalah kerabat(mu). Dan penuhilah janji Allah. Yang demikian  itu  diperintahkan  Allah  kepadamu  agar kamu  ingat. Dan  bahwa  (  yang Kami  perintahkan  )  ini adalah  jalan-Ku  yang  lurus,  maka  ikutilah dia  ; dan  janganlah  kamu  mengikuti  jalan-jalan  (  yang lain ), karena jalan-jalan itu mencerai beraikan kamu dari  jalan-Nya.  Yang  demikian  itu  diperintahkan Allah  kepadamu  agar  kamu  bertakwa.”  (  QS.  Al  –  An’am, 151- 153).

Ibnu Mas’ud berkata : “Barang siapa  yang ingin  melihat  wasiat  Muhammad    yang  tertera  di atasnya    cincin  stempel  milik  beliau, maka  supaya membaca firman Allah : “Katakanlah ( Muhammad )  marilah  kubacakan  apa  yang  diharamkan kepadamu  oleh  Tuhanmu,  yaitu  “Janganlah  kamu berbuat syirik sedikitpun kepadaNya, dan “Sungguh inilah  jalan-Ku  berada dalam  keadaan  lurus, maka
ikutilah  jalan  tersebut,  dan  janganlah  kalian  ikuti jalan-jalan yang lain. (1)” 

Mu’adz bin Jabal berkata : 

“Aku  pernah  diboncengkan  Nabi    di  atas keledai,  kemudian  beliau  berkata  kepadaku  :  “ wahai  muadz,  tahukah  kamu  apakah  hak  Allah yang  harus  dipenuhi  oleh  hamba-hambaNya,  dan apa hak hamba-hambaNya yang pasti dipenuhi oleh Allah ?, Aku menjawab : “Allah dan RasulNya  yang lebih mengetahui”, kemudian beliau bersabda : “Hak Allah  yang  harus  dipenuhi  oleh  hamba-hambaNya ialah hendaknya mereka beribadah kepadaNya dan tidak  menyekutukanNya  dengan  sesuatupun, sedangkan  hak  hamba  yang  pasti  dipenuhi  oleh Allah ialah bahwa Allah tidak akan menyiksa orang orang  yang  tidak  menyekutukanNya  dengan sesuatupun,  lalu  aku  bertanya  :  ya  Rasulullah, bolehkah  aku  menyampaikan  berita  gembira  ini  kepada  orang-orang  ?,  beliau  menjawab  :  “Jangan engkau  lakukan  itu,  karena  hawatir  mereka  nanti  bersikap pasrah” ( HR. Bukhari, Muslim ).

Pelajaran penting yang  terkandung dalam pembahasan ini :
  • Hikmah diciptakannya jin dan manusia oleh Allah
  • Ibadah  adalah  hakekat  (  tauhid  ),  sebab pertentangan  yang  terjadi  antara  Rasulullah  dengan  kaumnya  adalah    dalam masalah  tauhid ini.
  • Barang  siapa  yang  belum merealisasikan  tauhid ini  dalam  hidupnya,  maka  ia  belum  beribadah (menghamba) kepada   Allah . inilah  sebenarnya makna firman Allah :“Dan  sekali-kali   kamu  sekalian  bukanlah penyembah  (Tuhan)  yang  aku  sembah” (QS.  Al Kafirun, 3 )
  • Hikmah  diutusnya  para  Rasul  [  adalah  untuk menyeru  kepada  tauhid,  dan  melarang kemusyrikan ].
  • Misi  diutusnya  para  Rasul    itu  untuk  seluruh umat.
  • Ajaran  para  Nabi  adalah  satu,  yaitu  tauhid  [mengesakan Allah saja].
  • Masalah  yang  sangat  penting  adalah  :  bahwa ibadah  kepada  Allah    tidak  akan terealisasi dengan  benar  kecuali  dengan  adanya pengingkaran terhadap thoghut
Dan inilah maksud dari firman Allah :

“Barang  siapa  yang  mengingkari thoghut dan beriman kepada Allah, maka ia benar benar  telah  berpegang  teguh  kepada  tali  yang paling kuat” ( QS. Al  Baqarah, 256 ). 
  • Pengertian  thoghut  bersifat  umum,  mencakup semua yang diagungkan selain Allah .
  • Ketiga ayat muhkamat yang terdapat dalam surat Al  –  An’am  menurut  para  ulama  salaf  penting kedudukannya,  di  dalamnya  ada  10  pelajaran penting,  yang  pertama  adalah  larangan  berbuat kemusyrikan.
  • Ayat ayat muhkamat yang terdapat dalam surat Al Isra mengandung 18 masalah, dimulai dengan firman Allah : 
“Janganlah  kamu  menjadikan  bersama  Allah sesembahan  yang  lain,  agar  kamu  tidak  menjadi  terhina lagi tercela” ( QS. Al  Isra’ , 22 ).
               
Dan diakhiri dengan firmanNya :

“Dan  janganlah  kamu  menjadikan  bersama  Allah sesembahan  yang  lain,  sehingga  kamu  (nantinya)  dicampakan  kedalam  neraka  jahannam  dalam keadaan  tercela,  dijauhkan  (dari rahmat  Allah  )” (QS. Al  Isra’ , 39 ).
 Dan  Allah  mengingatkan  kita  pula  tentang pentingnya masalah ini, dengan firmanNya: 

“Itulah  sebagian  hikmah  yang  diwahyukan Tuhanmu kepadamu” (QS. Al  Isra’ , 39 ). 
  • Satu  ayat  yang  terdapat  dalam  surat  An–Nisa’, disebutkan  didalamnya  10  hak,  yang  pertama Allah memulainya dengan firmanNya:
“Beribadahlah  kamu  sekalian  kepada Allah  (  saja  ), dan  janganlah  kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun.” ( QS.  An – Nisa’ , 36 ).
  • Perlu diingat wasiat Rasulullah di  saat akhir hayat beliau.
  • Mengetahui  hak  hak  Allah  yang  wajib  kita laksanakan.
  • Mengetahui  hak  hak  hamba  yang  pasti  akand ipenuhi  oleh  Allah  apabila  mereka malaksanakanya.
  • Masalah  ini    tidak    diketahui    oleh    sebagian besar para sahabat (1).

  •  Boleh  merahasiakan  ilmu  pengetahuan  untuk maslahah.
  • Dianjurkan  untuk  menyampaikan  berita  yang menggembirakan kepada sesama muslim.
  • Rasulullah    merasa  khawatir  terhadap  sikap menyandarkan  diri  kepada  keluasan  rahmat Allah.
  • Jawaban  orang  yang  ditanya,  sedangkan  diatidak mengetahui  adalah  :  “Allah dan  Rasul-Nya yang lebih mengetahui. 

  • Diperbolehkan memberikan  ilmu  kepada  orang tertentu saja, tanpa yang lain.
  • Kerendahan  hati  Rasulullah  ,  sehingga  beliau hanya  naik  keledai,  serta  mau  memboncengkan salah seorang dari sahabatnya.
  • Boleh  memboncengkan  seseorang  diatas
    binatang, jika memang binatang itu kuat.
  • Keutamaan Muadz bin Jabal.
  • Tauhid  mempunyai  kedudukan  yang  sangat  penting.
     

   

0 Response to "Hakekat dan Kedudukan TAUHID"

Post a Comment